Punya bisnis laundry sering dianggap gampang:
Buka toko, beli mesin, rekrut karyawan, pasang spanduk "Cuci Kiloan Rp7.000", lalu tinggal nunggu untung.
Tapi kenyataannya?
Udah capek-capek ngitung pemasukan tiap hari, laporan keuangan dicatat, omset naik...
Tapi pas dicek akhir bulan: “Lho, kok uangnya segini doang? Lari ke mana?”
Kalau kamu pelaku usaha laundry dan relate dengan kalimat di atas, kamu nggak sendiri.
Laundry = Ramai, Tapi Untung Tipis
Bisnis laundry memang ramai. Apalagi di kawasan kos-kosan, perkantoran, atau pemukiman padat. Tapi jangan tertipu sama tumpukan cucian.
Karena dalam bisnis laundry, modal kerja terus muter dan banyak pengeluaran kecil yang gampang terlewat.
Kemungkinan "Kebocoran" Uang di Bisnis Laundry
1. Biaya Operasional yang Diam-diam Membengkak
Listrik & Air: Mesin cuci + pengering + setrika = tagihan bisa naik drastis
- Gas Elpiji: Buat setrika uap, sering gonta-ganti tabung tanpa dicatat
- Detergen, pewangi, plastik: Kecil per item, tapi boros kalau nggak dikontrol
- Transport: Antar-jemput cucian (kalau ada), sering nggak dihitung sebagai biaya tetap
2. Pengelolaan Stok yang Tidak Rinci
Berapa banyak detergen habis per minggu? Pewangi dipakai berapa liter?
Kalau semua asal ambil dari rak, tanpa stok masuk-keluar yang jelas, bisa-bisa kamu belanja terus padahal stok masih ada. Uang ngilang begitu aja.
3. Karyawan yang Kurang Terpantau
Karyawan yang kerja di balik layar punya akses langsung ke operasional:
- Bisa pakai barang seenaknya
- Bisa ambil uang kecil dari kas
- Bisa salah hitung berat cucian (misalnya menulis 4 kg, padahal 5 kg)
Ini bukan soal curiga, tapi soal sistem yang belum disiplin.
4. Harga yang Terlalu Murah Tanpa Hitungan Jelas
“Biar ramai dulu…”
Seringkali pelaku usaha laundry banting harga supaya menang saingan.
Padahal, biaya operasional Rp6.000/kg tapi jual Rp5.000/kg. Kalau volume belum besar banget, ya jelas rugi.
5. Gagal Pisahkan Uang Pribadi & Uang Usaha
Ini yang paling sering jadi biang kerok:
- Omset masuk ke rekening pribadi
- Belanja rumah tangga dicampur
- Kas diambil “sementara” untuk beli pulsa, tapi lupa dikembalikan
Cara Menghindari Kebocoran Uang di Bisnis Laundry
Kalau kamu capek-capek kerja tapi hasilnya nggak kelihatan, coba mulai benahi beberapa hal ini:
1. Buat Pembukuan Harian Sederhana
Catat:
- Jumlah cucian masuk (kg & total bayar)
- Pengeluaran harian sekecil apa pun
- Stok barang (detergen, plastik, pewangi)
2. Pisahkan Rekening Usaha dan Pribadi
Ini penting banget. Jangan campur aduk, supaya kamu tahu berapa real profit usaha kamu.
3. Cek Harga vs Biaya Produksi
- Hitung ulang berapa biaya per kilo:
- Biaya listrik, air, sabun, tenaga kerja, dll
- Pastikan harga jual minimal nutup biaya + margin keuntungan
4. Pantau Karyawan dengan Sistem
Nggak harus pakai software mahal. Kamu bisa pakai:
- Google Sheets
- Aplikasi kasir 1010Dry
- CCTV atau catatan manual yang dicek rutin
5. Lakukan Audit Kecil Mingguan
Jangan nunggu akhir bulan. Setiap minggu, cek:
- Stok barang
- Uang kas
- Jumlah order & omset
Bisnis Laundry Perlu Kerja Keras + Sistem yang Rapi
Bisnis laundry itu memang prospeknya bagus, tapi jangan terlena.
Omset banyak bukan jaminan uangnya akan kelihatan, apalagi kalau sistem keuangannya belum kuat.
Jadi kalau kamu merasa:
“Udah capek-capek ngitung, tapi tetep bingung uangnya ke mana…”
Mungkin saatnya berhenti cuma ngitung omset, dan mulai serius ngitung kemana perginya uang setiap hari.
Karena dalam bisnis laundry — yang paling penting bukan cuma baju bersih,
tapi juga uang yang jelas dan rapi.